Selasa, 11 Februari 2020

Jurnal praktikum kimia organik 1 percobaan 2


Jurnal Praktikum Kimia Organik 1 Percobaan 2


I. Judul :Kalibrasi Termometer Dan Penentuan Titik Leleh
II. Hari/Tanggal : Rabu/12 Februari 2020
III. Tujuan : Adapun tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut :
a.      Dapat Mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam penentuan titik leleh senyawa murni
b.      Dapat melakukan kalibrasi thermometer sebelum digunakan untuk penetuan titik leleh suatu senyawa murni
c.       Dapat membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak murni
d.      Dapat melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan sebagai sampel

IV. Landasan Teori
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
5.2 Bahan
1. Labu Erlenmeyer
2. Gabus
3. Termometer
4. Bunsen
5. Pipa gelas kapiler
6. benang
7. korek api
8. gelas kimia
9. stik dengan lubang di tengah
10. kertas millimeter blok
1. es batu
2. Aquades
3. sampel zat murni
    a. Naftalen
    b. Glukosa
    c. Asam benzoate
    d. Maltosa
    e. alfa naftal
4. Minyak
5. Spirtus

VI. Prosedur Kerja
Menurut Bethax (2010), Thermometer merupakan alat yang digunaan dalam pengukuran suhu. Satuan internasional dari alat ini adalah Celsius dengan skala 0 adalah titik beku dari air dan skala 100 adalah titik didih dari air. Buku dengan judul”penemuan skala thermometer Celsius”yang di publish oleh Ander Celsius pada 1947 menjelaskan salah satunya mengenai metode kalibrasi dari thermometer, yaitu:
a. diletakan silinder thermometer pada air yang mencair dan diberi tanda point ketika seluruh air pada thermometer membeku. Titik point tersebut disebut sebagai titik didih.
b. dilakukan hal yang sama seperti point a, diberi tanda point ketika seluruh air mendidih, dikatakan sebagai titik didih
                   c. dibagi panjang dari dua poit diatas menjadi 100 bagian yang sama.
Hal yang harus dilakukan sebelum menggunakan alat thermometer adalah dilakukannya kalibrasi. Kalibrasi dilakukan agar hasil yang diberikan nantinya valid sehingga data yang diberikan nantinya tidak melenceng. Selain itu pemeriksaan terhadap kelayakan thermometer juga perlu diperhatikan, serta penyimpanan dan perawatan dari thermometer setelah penggunaannya.
Titik leleh suatu zat padat diartikan sebagai suhu pada saat fasanya berubah,dari padat menjadi gas. Melalui praktikum pada percobaan ini, diharapkan nantinya praktikan mampu memahami faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan wujud dari padat menjadi gas(Syamsurizal, 2019http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/).
Titik leleh merupakan keadaan dimana temperature pada zat padat mengalami perubahan menjadi cair pada suhu atmosfir. Titik leleh pada suatu zat tidak akan mengalami perubahan yang begitu besar akibat berubahnya tekanan, karena itu tekanan tidak berpengaruh besar terhadap titik leleh kecuali pada keadaan tekanan normal yang besar(Oxtoby, 2005).
Menurut susanti(2014), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi cepat lambat nya suatu zat meleleh, yaitu:
1. ukuran Kristal
2. jumlah sampel
3. pemanasan dalam kapiler

 Jika kemurnian dari zat padat yang akan diamati tidak bisa dipastikan, maka besar kemungkinan akan terjadi penyimpangan terhadap titik leleh sifat murninya. Penyimpangan yang di maksud bisa berupa penurunan titik leleh, ataupun meluasnya range dari titik leleh. Titik leleh dari suatu gas mulia ditentukan oleh besar kecilnya nomor atom unsure terebut. Atau dengan kata lain titik leleh dan nomor atom dari gas mulia berbanding lurus. Ketika titik leleh suatu gas mulia tinggi, berarti nomer atom besar, yang menunjukan lemahnya ikatan van der waals(Raharjo, 2010). 
6.1 Kalibrasi Termometer
Labu Erlenmeyer 250 ml
-          Di buat campuran bubuk es dan air hingga 2/5 bagian volumenya terisi

Thermometer
-          Dimasukan dalam labu hingga ujungnya menyentuh campuran es + air
-          Disumbatkan gabus ke thermometer hingga campuran terisolai dari udara luar
-          Dicatat batas bawah skala thermometer tersebut(0)
-          Diangkat thermometer
-          diulangi prosedur diatas
-          dilakukan pemanasan dan dicatat suhu saat air mulai mendidih dan suhu tidak naik-naik lagi
-          diulangi kembali prosedur diatas
6.2 Penentuan titik leleh
Pipa gelas kapiler
-          dibakar ujungnya hingga tertutup
-          dimasukan sampel zat murni atau campuran dari ujung lainnya.
Stick yang berlobang tengahnya
-          dipadatkan pipa gelas kapiler, dengan tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak lebih 2 mm
Thermometer
-          dikaitkan pada pipa kapiler dengan bantuan benang
Erlenmeyer
-          diisi air atau minyak
-          dimasukan alat tersebut, dengan mengisi 2/3 erlenmeyer
-          disumbat dengan gabus mulut Erlenmeyer
-          dipanaskan secaa perlaahan
-          dicatat suhu saat zat tepat meleleh
-          dilakukan proedur diatas sebanyak dua kali untuk sampel yang diberikan (naftalen, glukoa, alpha naftol, asam benzoate,maltose)
6.3. Demonstrasi titik leleh dengan MPA (melting point apparatus)
Pipa gelas kapiler tebal 2 mm
-          di letakan sampel  
-          ditempatkan alat bagian atas
-          lubang tengah untuk pipa kapiler yang berisi sampel dan dua lainnya untukpipa kapiler kosong
alat
-          dihubungkan dengan tombol listrik , tekan ON
-          variable dapat diatur dengan tombol agar naik secara konstan dengan kecepatan tertentu
-          dilakukan pengamatan dari lubang kecil disisi depan alat



Check vidio melting point
https://www.youtube.com/watch?v=YH5T7kDivX8

Pertanyaan
1. apa tujuan dipanaskannya pipa kapiler hingga buntu diatas bunsen sebelum dicelupkan pada bubuk sampel ?
2. apakah ada ketentuan khusus seperti warna api dan suhu dari api untuk pemanasan pipa kapiler sebelum dicelupkan dalam bubuk sampel ?
3. dalam vidio dituliskan bahwa minyak parafin tidak boleh masuk ke tabung kapiler. apa akibat yang ditimbulkan jika minyak parafin masuk kedalam tabung kapiler ?

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Assalammualaikum wr.wb
    Perkenalkan nama saya Radiah (A1C118045)
    Saya akan mencoba menjawab permasalahan no.1
    Menurut saya pipa kapiler mempunyai 2 sisi lubang yang terbuka, sehingga tujuan dari dipanaskannya salah satu ujung pipa kapiler diatas bunsen agar sampel murni yang telah dimasukan kedalam pipa kapiler tidak jatuh karena salah satu ujungnya yang kita panaskan menjadi tertutup atau buntu.
    Terimakasih..
    Semoga bisa membantu

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
    Saya Nisa Aprylina NIM A1C118044
    Saya akan menjawab pertanyaan no 2
    Pada saat pemanasan kapiler tidak ada ketentuan khusus dalam penyebutan warna api atau suhu api tersebut. Tetapi ada baiknya kita memanaskan pipa kapiler dalam keadaan api sudah benar-benar panas ditandai dengan berwarna biru dan suhu sudah mencapai 100 derajat Celcius.
    Semoga membantu, terima kasih
    Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Nama Sri Oktika Dhijah Gultom (A1C118085) akan menjawab pertanyaan nomor 3. Minyak parafin tidak boleh masuk ke pipa kapiler karena minyak parafin itu harus ditempatkan pada tabung thiele dan pada saat memanaskan tabung yang mengandung minyak parafin itu harus sampai bubuk sampel dalam tabung kapiler mencair sepenuhnya dan secara bersamaan nanti akan terbaca secara jelas skala termometer dan mencatat suhu lelehnya.

    BalasHapus

Jurnal Kromatografi lapis tipis dan Kolom

I.                    Judul : Kromatografi lapis tipis dan kolom II.                 Hari , tanggal : Rabu, 29 April 2020 III.        ...