Jurnal Praktikum Kimia Organik 1 Percobaan 2
I. Judul :Kalibrasi Termometer Dan
Penentuan Titik Leleh
II. Hari/Tanggal : Rabu/12 Februari
2020
III. Tujuan : Adapun tujuan dari
dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut :
a.
Dapat
Mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam penentuan titik leleh senyawa murni
b.
Dapat
melakukan kalibrasi thermometer sebelum digunakan untuk penetuan titik leleh
suatu senyawa murni
c.
Dapat
membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak murni
d.
Dapat
melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan sebagai
sampel
IV. Landasan Teori
V. Alat dan Bahan
5.1
Alat
|
5.2
Bahan
|
1.
Labu Erlenmeyer
2.
Gabus
3.
Termometer
4.
Bunsen
5.
Pipa gelas kapiler
6.
benang
7.
korek api
8.
gelas kimia
9.
stik dengan lubang di tengah
10.
kertas millimeter blok
|
1.
es batu
2.
Aquades
3.
sampel zat murni
a. Naftalen
b. Glukosa
c. Asam benzoate
d. Maltosa
e. alfa naftal
4.
Minyak
5.
Spirtus
|
VI. Prosedur Kerja
Menurut Bethax (2010), Thermometer merupakan alat yang digunaan
dalam pengukuran suhu. Satuan internasional dari alat ini adalah Celsius dengan
skala 0 adalah titik beku dari air dan skala 100 adalah titik didih dari air.
Buku dengan judul”penemuan skala thermometer Celsius”yang di publish oleh Ander
Celsius pada 1947 menjelaskan salah satunya mengenai metode kalibrasi dari
thermometer, yaitu:
a. diletakan silinder thermometer pada air yang mencair dan diberi
tanda point ketika seluruh air pada thermometer membeku. Titik point tersebut
disebut sebagai titik didih.
b. dilakukan hal yang sama seperti point a, diberi tanda point
ketika seluruh air mendidih, dikatakan sebagai titik didih
c.
dibagi panjang dari dua poit diatas menjadi 100 bagian yang sama.
Hal yang harus dilakukan sebelum menggunakan alat thermometer adalah
dilakukannya kalibrasi. Kalibrasi dilakukan agar hasil yang diberikan nantinya
valid sehingga data yang diberikan nantinya tidak melenceng. Selain itu pemeriksaan
terhadap kelayakan thermometer juga perlu diperhatikan, serta penyimpanan dan
perawatan dari thermometer setelah penggunaannya.
Titik leleh suatu zat padat diartikan sebagai suhu pada saat
fasanya berubah,dari padat menjadi gas. Melalui praktikum pada percobaan ini,
diharapkan nantinya praktikan mampu memahami faktor-faktor yang mendorong terjadinya
perubahan wujud dari padat menjadi gas(Syamsurizal, 2019http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/).
Titik leleh merupakan keadaan dimana temperature pada zat padat
mengalami perubahan menjadi cair pada suhu atmosfir. Titik leleh pada suatu zat
tidak akan mengalami perubahan yang begitu besar akibat berubahnya tekanan,
karena itu tekanan tidak berpengaruh besar terhadap titik leleh kecuali pada
keadaan tekanan normal yang besar(Oxtoby, 2005).
Menurut susanti(2014), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
cepat lambat nya suatu zat meleleh, yaitu:
1. ukuran Kristal
2. jumlah sampel
3. pemanasan dalam kapiler
Jika kemurnian dari zat
padat yang akan diamati tidak bisa dipastikan, maka besar kemungkinan akan
terjadi penyimpangan terhadap titik leleh sifat murninya. Penyimpangan yang di
maksud bisa berupa penurunan titik leleh, ataupun meluasnya range dari titik
leleh. Titik leleh dari suatu gas mulia ditentukan oleh besar kecilnya nomor
atom unsure terebut. Atau dengan kata lain titik leleh dan nomor atom dari gas
mulia berbanding lurus. Ketika titik leleh suatu gas mulia tinggi, berarti
nomer atom besar, yang menunjukan lemahnya ikatan van der waals(Raharjo, 2010).
6.1 Kalibrasi Termometer
Labu
Erlenmeyer 250 ml
|
-
Di buat
campuran bubuk es dan air hingga 2/5 bagian volumenya terisi
|
Thermometer
|
-
Dimasukan
dalam labu hingga ujungnya menyentuh campuran es + air
-
Disumbatkan
gabus ke thermometer hingga campuran terisolai dari udara luar
-
Dicatat batas
bawah skala thermometer tersebut(0)
-
Diangkat
thermometer
-
diulangi
prosedur diatas
-
dilakukan
pemanasan dan dicatat suhu saat air mulai mendidih dan suhu tidak naik-naik
lagi
-
diulangi
kembali prosedur diatas
|
6.2 Penentuan titik leleh
Pipa
gelas kapiler
|
-
dibakar ujungnya
hingga tertutup
-
dimasukan
sampel zat murni atau campuran dari ujung lainnya.
|
Stick
yang berlobang tengahnya
|
-
dipadatkan
pipa gelas kapiler, dengan tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak lebih 2 mm
|
Thermometer
|
-
dikaitkan
pada pipa kapiler dengan bantuan benang
|
Erlenmeyer
|
-
diisi air
atau minyak
-
dimasukan
alat tersebut, dengan mengisi 2/3 erlenmeyer
-
disumbat
dengan gabus mulut Erlenmeyer
-
dipanaskan
secaa perlaahan
-
dicatat suhu
saat zat tepat meleleh
-
dilakukan
proedur diatas sebanyak dua kali untuk sampel yang diberikan (naftalen,
glukoa, alpha naftol, asam benzoate,maltose)
|
6.3. Demonstrasi titik leleh dengan
MPA (melting point apparatus)
Check vidio melting point
https://www.youtube.com/watch?v=YH5T7kDivX8
Pertanyaan
1. apa tujuan dipanaskannya pipa kapiler hingga buntu diatas bunsen sebelum dicelupkan pada bubuk sampel ?
2. apakah ada ketentuan khusus seperti warna api dan suhu dari api untuk pemanasan pipa kapiler sebelum dicelupkan dalam bubuk sampel ?
3. dalam vidio dituliskan bahwa minyak parafin tidak boleh masuk ke tabung kapiler. apa akibat yang ditimbulkan jika minyak parafin masuk kedalam tabung kapiler ?
Pipa
gelas kapiler tebal 2 mm
|
-
di letakan
sampel
-
ditempatkan
alat bagian atas
-
lubang tengah
untuk pipa kapiler yang berisi sampel dan dua lainnya untukpipa kapiler
kosong
|
alat
|
-
dihubungkan
dengan tombol listrik , tekan ON
-
variable
dapat diatur dengan tombol agar naik secara konstan dengan kecepatan tertentu
-
dilakukan
pengamatan dari lubang kecil disisi depan alat
|
Check vidio melting point
https://www.youtube.com/watch?v=YH5T7kDivX8
Pertanyaan
1. apa tujuan dipanaskannya pipa kapiler hingga buntu diatas bunsen sebelum dicelupkan pada bubuk sampel ?
2. apakah ada ketentuan khusus seperti warna api dan suhu dari api untuk pemanasan pipa kapiler sebelum dicelupkan dalam bubuk sampel ?
3. dalam vidio dituliskan bahwa minyak parafin tidak boleh masuk ke tabung kapiler. apa akibat yang ditimbulkan jika minyak parafin masuk kedalam tabung kapiler ?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalammualaikum wr.wb
BalasHapusPerkenalkan nama saya Radiah (A1C118045)
Saya akan mencoba menjawab permasalahan no.1
Menurut saya pipa kapiler mempunyai 2 sisi lubang yang terbuka, sehingga tujuan dari dipanaskannya salah satu ujung pipa kapiler diatas bunsen agar sampel murni yang telah dimasukan kedalam pipa kapiler tidak jatuh karena salah satu ujungnya yang kita panaskan menjadi tertutup atau buntu.
Terimakasih..
Semoga bisa membantu
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
BalasHapusSaya Nisa Aprylina NIM A1C118044
Saya akan menjawab pertanyaan no 2
Pada saat pemanasan kapiler tidak ada ketentuan khusus dalam penyebutan warna api atau suhu api tersebut. Tetapi ada baiknya kita memanaskan pipa kapiler dalam keadaan api sudah benar-benar panas ditandai dengan berwarna biru dan suhu sudah mencapai 100 derajat Celcius.
Semoga membantu, terima kasih
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama Sri Oktika Dhijah Gultom (A1C118085) akan menjawab pertanyaan nomor 3. Minyak parafin tidak boleh masuk ke pipa kapiler karena minyak parafin itu harus ditempatkan pada tabung thiele dan pada saat memanaskan tabung yang mengandung minyak parafin itu harus sampai bubuk sampel dalam tabung kapiler mencair sepenuhnya dan secara bersamaan nanti akan terbaca secara jelas skala termometer dan mencatat suhu lelehnya.
BalasHapus