JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1 PERCOBAAN-1
ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK
DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN
I. Judul Percobaan : Analisa
kualitatif unsur-unsur zat organic dan penentuan kelas kelarutan
II. Hari/Tanggal : Rabu/29 Januari 2020
III. Tujuan Percobaan : Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui prinsip dasar
dalam analisa kualitatif dalam kimia organik.
2. Dapat mengetahui tahapan kerja
analisa yang dimulai dengan unsur karbon, hydrogen, belerang, nitrogen, halogen
dalam suatu senyawa organik dan penentuan kelas kelarutannya.
3. Dapat mencoba beberapa senyawa
unknown untuk dianalisa.
IV. Landasan Teori
Suatu golongan besar
yang didalam molekulnya terkandung unsur karbon,kecuali karbida,karbonat dan
oksida logam disebut sebagai senyawa organik. Salah satu perbedaan antara
senyawa organi dan anorganik adalah ada atau tidak adanya keberadaan ikatan
karbon hydrogen didalamnya. Yang termasuk dari senyawa organic adalah asam
lemak pertama sedangkan yang termasuk senyawa anorganik adalah asam karbonat. Cahyono,
2012).
Sifat fisika senyawa organic adalah titik didih, titik leleh,
kelarutan yang tergantung pada struktur, gugus fungsi serta berat molekul.
Sifat reaksi dari senyawa organic ditentukan oleh gugus fungsi suatu molekul
organic, beberapa diantaranya adalah halide( alkil halida),dan hidroksil
(alkohol dan karboksilat), Methanol dikatakan sebagai pelarut yang paling baik,
Hampir keseluruhan senyawa organic abik, senyawa polar ,maupun non polar dapat
terlarut dalam methanol yang menyebabkan methanol menjadi mudah menguap (
Mu’nisa, 2010).
Menurut Widjaja(2014), keberadaan unsur-unsur organic dalam suatu zat
dapat diketahui dengan menganalisis senyawa organic tersebut secara kualitatif. dengan langkah sebagai
berikut :
1. melihat dan menentukan sifat-sifat fisik zat
2. menganalisa elementer atau tes kualitatif unsur
3. kelarutan
4. identifikasi gugus fungsional
Setelah diketahui sifat senyawa organic, dilakukan analisa terhadap
unsure penyusun senyawa. Pereaksi.
Zat organic dan senyawa penyusunnya memegang peran penting dalam
keberlangsungan kehidupan mahluk hidup. Kebermacaman unsure penyususn dari zat
organic menentukan kereaktifan dan fungsi dari zat organic dalam kehidupan.
Dengan mengetahui unsur penyusun dalam suatu senyawa, rumus empiris dan rumus
molekul senyawa tersebut dapat diestimasi. Yang kemudian diprediksi sifat
kelarutan senyawa organic baik dalam polar maupun non polar. Keberagaman
tingkat kelarutan suatu senyawa organic dapat memprediksi tingkat kecenderungan
senyawa tersebut bereaksi dengan senyawa lain http://syamsurizal.staff.unja.ac.id
Kelarutan merupakan kandungan jenuh solvute dan solvent pada
temperature tertentu yang menunjukan terjadinya interaksi spontan antara
keduanya dan terbentuk dispense molekuler yang homogeny. Kelarutan pada senyawa
organic dalam air dapat menunjukan ada atau tidak adanya kelompok fungsional
tertentu. sebagian besar senyawa organic tidak larut dalam air(Sulto, 2006).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
Adapun alat yangdigunakan dalam
percobaan ini adalah :
1. Tabung reaksi kecil
2.
Tabung reaksi besar
3.
Bunsen
4.
Cawan porselen
5.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah :
1.
Logam Na
2.
Larutan AgNO3
3.
Serbuk CuO
4.
Larutan Ca(OH)2
5.
Kawat tembaga
6.
Larutan CCl4
7.
Larutan KF 10%
8.
Larutan CaO
9.
Larutan HNO3 encer
10.
Larutan aam sulfat encer
11.
Larutan NaOH 10%
12.
Larutan HCl 5 %
13.
Larutan aam asetat
14.
Larutab H2SO4 encer
15.
Larutan Pb asetat
16.
Kertas saring
17.
Larutan Na-Nitroprosida
18.
Pelarut eter
19.
Larutan NaHCO3 5%
20.
Larutan NaOH 5%
21.
Pelarut Fecl3
22.
Larutan FeSO4
23.
Larutan NaOH
24.
Larutan H3PO43
VI. Prosedur Kerja
6.1 Analisa Unsur
6.1.1 Karbon dan Hidrogen
Cawan Porselen
untuk lebih memahami materi praktikum tersebut, silahkan klik link di bawah ini :
VI. Prosedur Kerja
6.1 Analisa Unsur
6.1.1 Karbon dan Hidrogen
Cawan Porselen
·
Ditempatkan 1-2 gram serbuk CuO Kering
Pemanas bunsen
Pemanas bunsen
·
Keringakan beberapa saat
·
Dicampurkan hati-hati dengan
sejumlah gul(lebih kurang 1/10 jumlah CUo) dan di pindahkan ke dalam tabung
reaksi
Kertas saring
·
Dimasukan dan dilengkapi dengan
sumbat dan pipa pengalir gas
·
Disusun tabung pengalir gas, ehingga
gas yang mengalir bisa masuk dalam tabung yang berisi 10 ml larutan Ca(OH)2
·
Dipanaskan campuran dan diamati
hasilnya
·
Diperhatikan air yang mengembun di
tabung reaksi bagian atas
Hasil
6.1.2 Halogen
a. tes
Beilstein
Kawat tembaga
· Dipanakan sampai kemerah-merahan dan tak memberikan nyala lain
· Didinginkan, dan ditetesi kawat tersebut dengan dua tetes CCl4
· Dipijarkan kembali, lalu diamati warna nyala yang ditunjukan oleh uap cu-halida yang terbentuk
Hasil
b. tes CaO
Tabung Reaksi Besar
·
Dipanaskan sejumlah CaO bebas
halogen sampai suhu tinggi
·
Ditambahkan dua tetes CCl4
·
Dididihkan dengan 5-10 ml air suling
Gelas kimia
·
Dituangkan larutan tersebut sebanyak 100 ml
·
Ditambahkan larutan dalam HNO3 encer
( 1 vol HNO3 pekat dalam 1 vol air suling)
Kertas saring
·
Di saring
·
Ditambahkan 2-3 ml larutan AgNO3
encer (5-10 %)
Hasil
6.1.3 Metode Leburan dengan Natrium
Tabung reaksi kecil
·
Ditempatkan dalam lubang kecil pada
keeping lubang asbes ebagai pemegang
·
Dimasukan sebiji logam Na( sebesar
vbiji kacang hijau)
Bunsen
·
Dipanaskan hati-hatis ampai meleleh
dan uap Na bagian bawah tabung
·
Di hentikan nyala api untuk
sementara
·
Di tambahkan dengan hati-hati
cuplikan yang mengandung halogen, S dan N secepatnya ( jika zatnya padat
dimasukan sedikit butiran, jika cair dimasukan beberapa tetes)
·
Dipijarkan kembali sampai membara
Gelas kimia 100 m
l
l
·
diisi 15 ml air suling
·
Dimasukan tabung
·
Di hancurkan bagian sisa taung
·
Didihkan dalam api
Kertas saring
·
Disaring, kemudian gunakan larutan
ini untuk keperluan tes –tes berikutnya
Hasil
a. Belerang
Tabung reaksi
·
Diasamkan 3ml larutan L dengan asam
asetat
bunsen
·
Didihkan
·
Diperiksa gas yang dihasilkan
Kertras saring
·
Ditetesi Pb asetat 10 %
·
Diamati yang terjadi
·
Ditambah 1-2 tetes larutan
Na-nitroprosida
·
Diamati warna karutan yag terjadi
Hasil
b. Nitrogen
Tabung reaksi berisi 3 ml larutan L
·
Ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4 ,
1 tetes larutan FeCL3 dan 5 tetes larutan KF 10 %
·
Ditambahkan 1-2ml larutan NaOH 10%
sampai bersifat baa
Bunsen
·
Dididihkan
·
Didinginkan dan asamkan dengan asam
sulfat encer
·
Ditandakan adanya larutan N, yaitu
adanya endapan biru berlin
Hasil
Bila belerang
ada,
Tabung reaksi
·
Ditambahkan 5 ml tete FeSO4, lalu
1-2 ml larutan NaOH 105 sampai basa
Bunsen
·
Dipanaskan sampai mendidih
Kertas saring
·
Disaring endapan FeS
·
Diasamkan dengan larutan H2SO4
encer(10-20 %)
·
Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%
dan 1 tetes larutan FeCl2 untuk mendapatkan endapan biru berlian
Hasil
c. Halogen
Tabung reaksi
·
Diaamkan 3 ml larutan L dengan
larutan HNO3 emcer( 1 vol HNO3 pekat dalam 1 vol air)
Bunsen
·
Dididihkan hati-hati untuk 5-10
menit untuk menghilangkan HCN atau H2 yang mungkin terbentu
·
Ditambahkan 5 ml larutan AgNO3 encer
·
Dilanjutkan endapan beberapa menit,
·
Dilihat, jika endapan banyak
menandakan adanya halogen, jika sedikit mungkin hanya pengotor dalam pereaksi
Hasil
6.2 Penentuan kelas kelarutan
6.2.1 kelarutan dalam air
Tabung reaksi
·
Dimasukan0,1 gr zat padat atau 3
tetes zat cair
·
Ditambahkan 3 ml air suling
·
Dikocok kuat-kuat
·
Dilakukan tes kelarutandalam eter
jika jernih
·
Dites kelarutan dengan pelaruit lain
jika keruh
Hasil
6.2.2 kelarutan dalam eter
Tabung reaksi
·
Ditambahkan 3 ml pelarut eter
· Dilihat jika larutan jernih,
maka larut dalam eter
Hasil
6.2.3 kelarutan dalam NaOH 5 %
Tabung reaksi besar
·
Di tambahkan 3 ml larutan NaOH 5 %
·
Dilihat jika larutan jernih(+)
Kertas saring
·
Disaring dan filtratrnya di
netralkan dengan Hcl encer
·
Dilihat jika keruh dan jika jernih
dilanjukan dengan NaHCO3
Hasil
6.2.4 kelarutan dalam NaHCO3 5%
Tabung Reaksi
·
Ditambah 3 ml larutan NaHCO3 5 %
·
Dilihat jika timbul gas CO2 berarti
jernih
Hasil
6.2.5 kelarutan dalam HCl
Tabung reaksi
·
Ditambahkan 5 ml larutan HCl 5 %
·
Di kocok dan diamati
·
Dilihat bila jernih maka hasulnya
(+)
·
Jika keruh, atau meragukan, maka
Kertas saring
·
Campuran disaring
·
Dinetralkan dengan larutan NaOH
encer
·
Jika keru maka hasilnya(+)
Hasil
6.2.6 kelarutan dalam H2SO4 pekat
Tabung reaksi
·
Di tambahkan 3 ml H2SO4 pekat
·
Dikocok hati-hati
·
Diamatai bila bila jernih atau
timbul panas atau perubahan warna berate (+)
Hasil
6.2.7 kelarutan dalam H3PO4 Pekat
Tabung raksi
·
Ditambahkan asam sulfat pekat
·
Diamati, jika jernih maka artinya
(+)
·
Diambil kesimpulan
Hasil
untuk lebih memahami materi praktikum tersebut, silahkan klik link di bawah ini :
https://www.youtube.com/watch?v=xBxXkabvCYU&t=25s
permasalahan :
1. pada vidio tersebut, dapat kita lihat adanya pencampuran antara senyawa organik dengan CuO pada sebuah tabung reaksi. apa fungsi dari CuO dalam percobaan tersebut ?
2. Bagaimana jika CuO di gantikan dengan senyawa lain ?
3. Apa tujuan dari penguapan campuran senyawa organik dan CuO ?
permasalahan :
1. pada vidio tersebut, dapat kita lihat adanya pencampuran antara senyawa organik dengan CuO pada sebuah tabung reaksi. apa fungsi dari CuO dalam percobaan tersebut ?
2. Bagaimana jika CuO di gantikan dengan senyawa lain ?
3. Apa tujuan dari penguapan campuran senyawa organik dan CuO ?