Selasa, 28 Januari 2020

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1 PERCOBAAN-1


JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1 PERCOBAAN-1
ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK
DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN
I. Judul Percobaan      : Analisa kualitatif unsur-unsur zat organic dan penentuan kelas kelarutan
II. Hari/Tanggal          : Rabu/29 Januari 2020
III. Tujuan Percobaan : Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui prinsip dasar dalam analisa kualitatif dalam kimia  organik.
2. Dapat mengetahui tahapan kerja analisa yang dimulai dengan unsur karbon, hydrogen, belerang, nitrogen, halogen dalam suatu senyawa organik dan penentuan kelas kelarutannya.
3. Dapat mencoba beberapa senyawa unknown untuk dianalisa.
IV. Landasan Teori

     Suatu golongan besar yang didalam molekulnya terkandung unsur karbon,kecuali karbida,karbonat dan oksida logam disebut sebagai senyawa organik. Salah satu perbedaan antara senyawa organi dan anorganik adalah ada atau tidak adanya keberadaan ikatan karbon hydrogen didalamnya. Yang termasuk dari senyawa organic adalah asam lemak pertama sedangkan yang termasuk senyawa anorganik adalah asam karbonat. Cahyono, 2012).

Sifat fisika senyawa organic adalah titik didih, titik leleh, kelarutan yang tergantung pada struktur, gugus fungsi serta berat molekul. Sifat reaksi dari senyawa organic ditentukan oleh gugus fungsi suatu molekul organic, beberapa diantaranya adalah halide( alkil halida),dan hidroksil (alkohol dan karboksilat), Methanol dikatakan sebagai pelarut yang paling baik, Hampir keseluruhan senyawa organic abik, senyawa polar ,maupun non polar dapat terlarut dalam methanol yang menyebabkan methanol menjadi mudah menguap ( Mu’nisa, 2010).

Menurut Widjaja(2014),  keberadaan unsur-unsur organic dalam suatu zat dapat diketahui dengan menganalisis  senyawa organic tersebut  secara kualitatif. dengan langkah sebagai berikut :
1. melihat dan menentukan sifat-sifat fisik zat
2. menganalisa elementer atau tes kualitatif unsur
3. kelarutan
4. identifikasi gugus fungsional
Setelah diketahui sifat senyawa organic, dilakukan analisa terhadap unsure penyusun senyawa. Pereaksi.
Zat organic dan senyawa penyusunnya memegang peran penting dalam keberlangsungan kehidupan mahluk hidup. Kebermacaman unsure penyususn dari zat organic menentukan kereaktifan dan fungsi dari zat organic dalam kehidupan. Dengan mengetahui unsur penyusun dalam suatu senyawa, rumus empiris dan rumus molekul senyawa tersebut dapat diestimasi. Yang kemudian diprediksi sifat kelarutan senyawa organic baik dalam polar maupun non polar. Keberagaman tingkat kelarutan suatu senyawa organic dapat memprediksi tingkat kecenderungan senyawa tersebut bereaksi dengan senyawa lain http://syamsurizal.staff.unja.ac.id

Kelarutan merupakan kandungan jenuh solvute dan solvent pada temperature tertentu yang menunjukan terjadinya interaksi spontan antara keduanya dan terbentuk dispense molekuler yang homogeny. Kelarutan pada senyawa organic dalam air dapat menunjukan ada atau tidak adanya kelompok fungsional tertentu. sebagian besar senyawa organic tidak larut dalam air(Sulto, 2006).

V. Alat dan Bahan

5.1 Alat

Adapun alat yangdigunakan dalam percobaan ini adalah :

       1.        Tabung reaksi kecil
       2.      Tabung reaksi besar
       3.      Bunsen
       4.      Cawan porselen
5.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.      Logam Na
2.      Larutan AgNO3
3.      Serbuk CuO
4.      Larutan Ca(OH)2
5.      Kawat tembaga
6.      Larutan CCl4
7.      Larutan KF 10%
8.      Larutan CaO
9.      Larutan HNO3 encer
10.  Larutan aam sulfat encer
11.  Larutan NaOH 10%
12.  Larutan HCl 5 %
13.  Larutan aam asetat
14.  Larutab H2SO4 encer
15.  Larutan Pb asetat
16.  Kertas saring
17.  Larutan Na-Nitroprosida
18.  Pelarut eter
19.  Larutan NaHCO3 5%
20.  Larutan NaOH 5%
21.  Pelarut Fecl3
22.  Larutan FeSO4
23.  Larutan NaOH
24.  Larutan H3PO43

VI. Prosedur Kerja
6.1  Analisa Unsur
6.1.1  Karbon dan Hidrogen
    
   Cawan Porselen
      ·          Ditempatkan 1-2 gram serbuk CuO Kering

Pemanas bunsen

     ·         Keringakan beberapa saat
 ·         Dicampurkan hati-hati dengan sejumlah gul(lebih kurang 1/10 jumlah CUo) dan di                  pindahkan ke dalam tabung reaksi

Kertas saring

       ·         Dimasukan dan dilengkapi dengan sumbat dan pipa pengalir gas
        ·         Disusun tabung pengalir gas, ehingga gas yang mengalir bisa masuk dalam tabung                    yang berisi 10 ml larutan Ca(OH)2
      ·         Dipanaskan campuran dan diamati hasilnya
      ·         Diperhatikan air yang mengembun di tabung reaksi bagian atas

Hasil

6.1.2 Halogen
     a. tes Beilstein
        Kawat tembaga

              ·         Dipanakan sampai kemerah-merahan dan tak memberikan nyala lain 
              ·         Didinginkan, dan ditetesi kawat tersebut dengan dua tetes CCl4
              ·         Dipijarkan kembali, lalu diamati warna nyala yang ditunjukan oleh uap cu-halida yang terbentuk

 Hasil
b. tes CaO
Tabung Reaksi Besar
·         Dipanaskan sejumlah CaO bebas halogen sampai suhu tinggi
·         Ditambahkan dua tetes CCl4
·         Dididihkan dengan 5-10 ml air suling

Gelas kimia
·         Dituangkan larutan tersebut  sebanyak 100 ml
·         Ditambahkan larutan dalam HNO3 encer ( 1 vol HNO3 pekat dalam 1 vol air suling)

Kertas saring
·         Di saring
·         Ditambahkan 2-3 ml larutan AgNO3 encer (5-10 %)
Hasil

6.1.3 Metode Leburan dengan Natrium

Tabung reaksi kecil
·         Ditempatkan dalam lubang kecil pada keeping lubang asbes ebagai pemegang
·         Dimasukan sebiji logam Na( sebesar vbiji kacang hijau)
Bunsen
·         Dipanaskan hati-hatis ampai meleleh dan uap Na bagian bawah tabung
·         Di hentikan nyala api untuk sementara
·         Di tambahkan dengan hati-hati cuplikan yang mengandung halogen, S dan N secepatnya ( jika zatnya padat dimasukan sedikit butiran, jika cair dimasukan beberapa tetes)
·         Dipijarkan kembali sampai membara

Gelas kimia 100 m
l    
·         diisi 15 ml air suling
·         Dimasukan tabung
·         Di hancurkan bagian sisa taung
·         Didihkan dalam api

Kertas saring

·         Disaring, kemudian gunakan larutan ini untuk keperluan tes –tes berikutnya
Hasil

a. Belerang
Tabung reaksi
·         Diasamkan 3ml larutan L dengan asam asetat
bunsen
·         Didihkan
·         Diperiksa gas yang dihasilkan
Kertras saring
·         Ditetesi Pb asetat 10 %
·         Diamati yang terjadi
·         Ditambah 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida
·         Diamati warna karutan yag terjadi
Hasil

b. Nitrogen
Tabung reaksi berisi 3 ml larutan L
·         Ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4 , 1 tetes larutan FeCL3 dan 5 tetes larutan KF 10 %
·         Ditambahkan 1-2ml larutan NaOH 10% sampai bersifat baa
Bunsen
·         Dididihkan 
·         Didinginkan dan asamkan dengan asam sulfat encer
·         Ditandakan adanya larutan N, yaitu adanya endapan biru berlin
Hasil
Bila belerang ada,
Tabung reaksi             
·         Ditambahkan 5 ml tete FeSO4, lalu 1-2 ml larutan NaOH 105 sampai basa
Bunsen                       
·         Dipanaskan sampai mendidih
Kertas saring
·         Disaring endapan FeS
·         Diasamkan dengan larutan H2SO4 encer(10-20 %)
·         Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10% dan 1 tetes larutan FeCl2 untuk mendapatkan endapan biru berlian
Hasil

c. Halogen
Tabung reaksi
·         Diaamkan 3 ml larutan L dengan larutan HNO3 emcer( 1 vol HNO3 pekat dalam 1 vol air)
Bunsen
·         Dididihkan hati-hati untuk 5-10 menit untuk menghilangkan HCN atau H2 yang mungkin terbentu
·         Ditambahkan 5 ml larutan AgNO3 encer
·         Dilanjutkan endapan beberapa menit,
·         Dilihat, jika endapan banyak menandakan adanya halogen, jika sedikit mungkin hanya pengotor dalam pereaksi
Hasil

6.2 Penentuan kelas kelarutan
6.2.1 kelarutan dalam air
Tabung reaksi
·         Dimasukan0,1 gr zat padat atau 3 tetes zat cair
·         Ditambahkan 3 ml air suling
·         Dikocok kuat-kuat
·         Dilakukan tes kelarutandalam eter jika jernih
·         Dites kelarutan dengan pelaruit lain jika keruh
Hasil

6.2.2 kelarutan dalam eter
Tabung reaksi
       ·         Ditambahkan 3 ml pelarut eter
             ·        Dilihat jika larutan jernih, maka larut dalam eter
Hasil

6.2.3 kelarutan dalam NaOH 5 %
Tabung reaksi besar
·         Di tambahkan 3 ml larutan NaOH 5 %
·         Dilihat jika larutan jernih(+)
Kertas saring
·         Disaring dan filtratrnya di netralkan dengan Hcl encer
·         Dilihat jika keruh dan jika jernih dilanjukan dengan NaHCO3
Hasil

6.2.4 kelarutan dalam NaHCO3 5%
Tabung Reaksi
·         Ditambah 3 ml larutan NaHCO3 5 %
·         Dilihat jika timbul gas CO2 berarti jernih
Hasil

6.2.5 kelarutan dalam HCl
Tabung reaksi
·         Ditambahkan 5 ml larutan HCl 5 %
·         Di kocok dan diamati
·         Dilihat bila jernih maka hasulnya (+)
·         Jika keruh, atau meragukan, maka
Kertas saring
·         Campuran disaring
·         Dinetralkan dengan larutan NaOH encer
·         Jika keru maka hasilnya(+)
Hasil

6.2.6 kelarutan dalam H2SO4 pekat
Tabung reaksi
·         Di tambahkan 3 ml H2SO4 pekat
·         Dikocok hati-hati
·         Diamatai bila bila jernih atau timbul panas atau perubahan warna berate (+)
Hasil

6.2.7 kelarutan dalam H3PO4 Pekat
Tabung raksi
·         Ditambahkan asam sulfat pekat
·         Diamati, jika jernih maka artinya (+)
·         Dibuat table atau diagram hasil pengamatan
·         Diambil kesimpulan

Hasil

untuk lebih memahami materi praktikum tersebut, silahkan klik link di bawah ini :

https://www.youtube.com/watch?v=xBxXkabvCYU&t=25s

permasalahan :
1. pada vidio tersebut, dapat kita lihat adanya pencampuran antara senyawa organik dengan CuO pada sebuah tabung reaksi. apa fungsi dari CuO dalam percobaan tersebut ?

2. Bagaimana jika CuO di gantikan dengan senyawa lain ?
3. Apa tujuan dari penguapan campuran senyawa organik dan CuO ?



Jurnal Kromatografi lapis tipis dan Kolom

I.                    Judul : Kromatografi lapis tipis dan kolom II.                 Hari , tanggal : Rabu, 29 April 2020 III.        ...